Pernah nggak mikir, "Gimana ya caranya shalat bisa khusyuk?" atau mikir "Kok shalatku nggak pernah khusyuk sih?" Nih aku kasih tips. Ini aku copas dari salah satu web. Udah kucantumin kok nama penyusunnya dibawah. Semoga webnya nggak dilindungi hak cipta ^^. Ok here the tips ^^
|
Ditulis oleh Dewan Asatidz
|
Hudzaifah pernah berkata: Apa yang pertama hilang
dari agama kalian adalah khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama
kalian adalah sholat, banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada
mereka, kalian nanti akan masuk masjid dan tidak ada lafi orang khusyu'"
(al-Madarij 1/521).
Allah berfirman :
حَـٰفِظُواْ عَلَى ٱلصَّلَوَٲتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلۡوُسۡطَىٰ وَقُومُواْ
لِلَّهِ قَـٰنِتِينَ.
Peliharalah segala shalat [mu], dan [peliharalah]
shalat wusthaa [1]. Berdirilah karena Allah [dalam shalatmu] dengan khusyu’.
(al-Baqarah: 238)
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا
عَلَى الْخَاشِعِينَ (45)
Dan mintalah pertolongan [kepada Allah] dengan sabar
dan [mengerjakan] shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (al-Baqarah: 45)
Khusyu' merupakan kekuatan sholat. Tanpa khusyu'
sholat seakan tidak mempunyai makna bagi pelakunya, karena sholat hanya
berupa aktifitas fisik yang rutin, tanpa kenikmatan dan tanpa rasa hidmat di
dalamnya.
Menghancurkan dan merusak kekhusyu'an dalam sholat
adalah salah satu misi syetan di dunia ini. Firman Allah dalam menceritakan
misi syetan tersebut:
ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ
شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17)
Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan
dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur [ta’at].
(al-A'raaf: 17)
Rasulullah s.a.w. bersabda
قال النبي صلى الله عليه وسلم ( أول شيء يرفع من هذه الأمة الخشوع ، حتى
لا ترى فيها خاشعا .)
Yang pertama akan hilang ari umatku adalah khusyu', hingga kalian
tidak lagi melihat orang khusyu'. (H.R. Tabrani. Sahih)
Hudzaifah pernah berkata: Apa yang pertama hilang
dari agama kalian adalah khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama
kalian adalah sholat, banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada
mereka, kalian nanti akan masuk masjid dan tidak ada lafi orang khusyu'"
(al-Madarij 1/521).
Maka khsyu' ini juga merupakan salah satu sifat
orang beriman. Allah berfirman:
{ قد أفلح المؤمنون الذين
هم في صلاتهم
خاشعون }
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
(1) [yaitu] orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.
Ibnu Katsir mengatakan: khusyu' adalah tidak
bergerak, tenang, penuh tawadlu' karena disebabkan takut kepada Allah dan perasaan
diawasi Allah. Khusyu' adalah sadarnya hati seakan berdiri di depat Allah
dengan penuh penghormatan, pengabdian. (al-Madarij
1/520).
Tempat khusyu' adalah di dalam hari dan membekas ke
seluruh tubuh manusia. Kalau hati sudah tidak khusyu' maka seluruh anggota
tubuh tidak lagi beribadah secara serius karena hati ibarat komandonya dan
anggota badan adalah tentaranya.
Khusyu' juga menjadi bukti keikhlasan. Karena
hanya mereka yang ikhlash ibadah karena Allah dan sholat karenaNya yang dapat
melakukan khusyu' secara sempurna. Tanpa keikhlasan, maka seseorang hanya
melakukan kekhusyu'an palsu atau yang sering disebut kekhusyu'an dusta.
Ibnu Qayyim mengatakan ada dua jenis khusyu', yaitu
khusyu' iman dan khusyu' munafik. khusyu' Iman adalah hatinya menghadap Allah
dengan penghormatan, pengagungan, ketenangan, penuh harapan dan rasa malu,
lalu hatinya penuh dengan cinta dan pengakuan kepada Allah yang membekas ke
seluruh anggota badannya.
Adapun khusyu' munafik adalah fisiknya khusyu' tapi
hatinya tidak. Para sahabat sering berdoa: Ya Allah lindungilah aku dari
khusyu' munafik. (Ruh 314).
Ulama mengatakan bahwa hukum khusyu' adalah wajib,
karena banyaknya dalil yang menganjurkan khusyu' dan mencela orang yang tidak
khusyu' dalam sholat.
Rasulullah s.a.w. bersabda:"Lima sholat yang
diwajibkan oleh Allah, barang siapa memperbaiki wudlunya dan melaksanakan
sholat pada waktunya, menyempurnakan ruku'nya dan kekhusyu'annya, maka ia
mendapatkan janji Allah untuk mengampuninya. Barang siapa tidak melakukan
itu, maka ia tidak mendapatkan janji Allah, kalau Allah berkehendak maka
Mengampuninya, kalau Allah berkehendak maka akan menyiksanya." (H.R. Abu
Dawud – sahih)
Dalam hadist lain Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Barang siapa berwudlu dan memperbaiki wudlunya kemudaian ia sholat
dua rakaat, ia konsentrasikan hati dan wajahnya (dan tidak diganggu oleh
nafsunya), maka ia akan diampuni dosanya yang telah telah lewat. (H.R.
Bukhari).
Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda:"Banyak
sekali orang yang sholat hanya mendapatkan capek berdiri" (H.R. Nasai:
hasan).
Tip menghadirkan khusyu dalam sholat
Menghadirkan khusyu' dalam sholat dalam dilakukan
melalui dua cara. Pertama: mengupayakan amalan-amalan yang merangsang
kekhusyu'an dan kedua: menghilangkan hal-hal yang merusak kekhusyu'an.
Adapun amalan-amalan yang mengantarkan kepada
kekhusyu'an adalah sbb:
1. Persiapkan diri untuk sholat. Itu dimulai dengan
mendengarkan adzan dan mengikutinya, berdoa adzan, memperbaiki wudlu, berdoa
setalah wudlu, melakukan siwak sebelum sholat, mempesiapkan baji sholat,
tempat sholat dan menunggu waktu sholat. Bukan bergegas sholat ketika waktu
hampir lewat.
2. Thoma'ninah: yaitu berhenti sejenak pada setiap
rukun-rukun sholat. Dalam hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. ketika
sholat, beliau melakukan thma'ninah hingga semua anggota badan beliau kembali
pada tempatnya. (H.R. Abu Dawud dll.) Dalam hadist lain Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Seburuk-buruk pencuri adalah pencuri sholat. Bagaimana itu
wahai Rasulullah, tanya sahabat. "Mereka yang tidak menyempurnakan ruku'
dan sujudnya. (H.R. Ahmad dan Hakim: sahih). Seseorang tidak akan bisa
khusyu' tanpa thoma'ninah ini karena cepatnya pergerakan sholat telah
menghilangkan kekhusyu'an dan konsentrasi hati.
3. Ingat kematian saat sholat. Rasulullah s.a.w. pernah
bersabda:"Ingatlah mati saat kamu sholat, sesungguhnya seseorang yang
ingat mati saat sholat maka ia akan memperbaiki sholatnya, dan sholatlah
seperti sholatnya orang yang mengira itu sholatnya yang terakhir"
(Dailami: sahih). Rasul juga pernah berpesan kepada Abu Ayub r.a.
"Sholatlah seperti sholatnya orang yang pamitan" (Ahmad: sahih).
4. Tadabbur (menghayati) ayat-ayat Quran yang dibaca
saat sholat, begitu juga dzikir-dzikir dan bacaan sholat lainnya lainnya
serta menyerapkannya dalam diri mushalli.
كِتَابٌ
أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ
وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ (29)
Ini adalah sebuah kitab yang Kami
turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan
ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
fikiran. (Shad:29).
Dari Hudzaifah r.a. :Aku sholat di
belakang Rasulullah s.a.w., satu malam. Beliau membaca dengan bebas. Ketika
melewati ayat di dalamnya ada tasbih, beliau bertasbih, ketika melewati ayat
permintaan beliau meminta dan ketika melewati ayat minta perlindungan, beliau
pun meminta perlindungan" (Muslim).
Tadabbur dan tafakkur terhadap ayat-ayat
Allah merupakan pengantar kekhusyu'an. Begitu juga menangis saat mendengar
atau membaca ayat-ayat Allah. Allah berfirman:
وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
Dan mereka menyungkur atas muka mereka
sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.(Isra':109).
Atho' pernah bertanya kepada Aisyah
r.a.: ceritakan kepadaku apa yang paling kau kagumi dari Rasulullah, lalu
Aisyah menangis. Suatu malam Rasulullah s.a.w. berdiri untuk sholat, beliau
berkata: Wahai Aisyah biarkan aku menyembah Tuhanku. Sesungguhnya aku senang
bersamamu dan aku senang menyenangkanmu". Lalu beliau pun bangun dan
sholat, lalu beliau sholat sambil menangis sehingga lantai kamarku basah
karena air mata beliau. Lalu berkumandanglah adzan Bilal untuk subuh, ketika
Bilal melihat mata Rasulullah basah karena menangis, Bilal pun
bertanya:"Wahai Rasulullah, untuk apa engkau menangis padahal Allah
telah mengampunimu dosamu yang lalu dan yang akan datang? Rasul menjawab:
Wahai Bilal aku lebih suka untuk menjadi hamba yang banyak bersyukur. Malam
ini diturunkan kepadaku ayat yang ruglilah orang yang membacanya dan tidak
menghayatinya, yaitu ayat Ali Imran 190-194. (Ibnu Hibban:sahih).
1. Membaca ayat satu-satu. Ini juga mengantarkan kepada
khusyu' karena mengantarkan kepada pamahaman dan penghayatan. Umi Salamah
berkata bahwa Rasulullah membaca fatihah dalam sholat dengan basmalah, lalu
berhenti lalu membaca hamdalah lalu berhenti lalu membaca arrohmaanirrohiiim
dan seterusnya. (Abu Dawud: sahih).
2. Memperindah bacaan Quran dan tartil dapat
mengantarkan kepada kekhusyu'an. Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمُزَّمِّلُ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلاً۬
نِّصۡفَهُ ۥۤ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِيلاً أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً
Hai orang
yang berselimut [Muhammad], (1) bangunlah [untuk sembahyang] di malam hari
[1] kecuali sedikit [daripadanya], (2) [yaitu] seperduanya atau kurangilah
dari seperdua itu sedikit, (3) atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al
Qur’an itu dengan perlahan-lahan.
(Muzammil 1-4)
Rasulullah
s.a.w. berpesan:"Perindahlah al-Qur'an dengan suaramu yang merdu, karena
suara yang indah akan memperindah al-Quran" (Hakim:sahih). Dalam hadist
lain beliau bersabda:"Sesungguhnya seindah-indah suara orang membaca
Quran, adalah kalau ia membaca maka orang-orang yang mendengarnya akan takut
kapada Allah. (Ibnu Majah: sahih).
1. Beranggapan bahwa saat sholat ia sedang menghadap
kepada Allah. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Sesungguhnya kalian apabila sholat maka sesungguhnya ia sedang
bermunajat (bertemu) dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti bagaimana
bermunajat dengan Tuhan. Hakim: sahih).
2. Memperhatikan pembatas depan sholat. Sebaiknya
ketika sholat menghadap pembatas depan, misalnya dinding atau pembatas yang
polos. Tujuannya adalah agar pandangan mata kita tidak terganggu oleh
obyek-obyek visual yang mengganggu konsentrasi kita. Rasulullah s.a.w.
bersabda" Hendaklah kalian ketika sholat menaruh pembatas di depannya
agar syetan tidak memutuskan sholatnya" (Abu Dawud: sahih). Sebaiknya
pembatas tersebut berjarak tiga jengkal dari tempatnya berdiri dan sejengkal
dari tempat sujudnya. (Fathul Bari).
3. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas
dada. Rasulullah s.a.w. bersabda: Kami para nabi diperintahkan agar dalam
sholat meletakkan tangan kanan di atas atas tangan kiri (Thabrani:sahih).
Imam Ahmad menjelaskan bahwa tujuannya adalah agar kita menundukkan diri di
depan Allah dengan khusyu'. Ibnu Hajar mengatakan bahwa sikap seperti itu
adalah sikap seorang yang meminta dengan merendahkan diri dan sikap seperti
itu lebih mengantarkan kepada kekhusyu'an.
4. Mengarahkan pandangan mata pada tempat sujud. Dai
Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. ketika sholat beliau menundukkan kepalanya dan
pandangannya tertuju ke tempat sujud. (Hakim:sahih). Begitu juga ketika
beliau memasuki Ka'bah beliau tidak memalingkan pandangannya dari tempat
sujudnya hingga keluar dari Ka'bah". (Hakim: sahih).
Bagaimana dengan pendapat sebagian
orang yang melakukan sholat dengan memejamkan mata dengan dalih itu bisa
mengantarkan kepada kekhsyu'an. Sesungguhnya itu bertentangan dengan contoh
yang diberikan Rasulullah s.a.w. Beliau diriwayatkan tidak pernah sholat
dengan memejamkan mata. Namun demikian para ulama beda pendapat mengenai
masalah itu. Imam Ahmad mengatakan memejamkah mata saat sholat hukumnya
makruh karena itu kebiasaan orang Yahudi. Sebagian ulama mengatakan tidak
makruh asalnya demi tujuan baik, misalnya kalau tidak memejamkan mata
terganggu oleh obyek-obyek visual yang ada di depannya atau di sekitar tempat
sholat, maka memejamkan mata pada kondisi seperti itu dianjurkan.
1. Sebagian ulama melihat bahwa meragamkan bacaan
sholat dapat mengantarkan kepada kekhusyu'an karena menciptakan suasana baru
dalam melaksanakan sholat. Misalnya redaksi bacaan doa iftitah, ruku', sujud,
I'tidal, duduk antara dua sujud dan tashahhud ada beberapa riwayat sahih yang
berbeda-beda. Membacanya dengan redaksi yang berbeda-beda dapat mempersegar
suasana sholat dan mengantarkan kepada kekhusyu'an. Begitu juga bacaan-bacaan
surat setelah fatihah dapat dilakukan dengan variasi ayat yang berbeda-beda.
2. Disunnahkan membaca ta'awwudz (أغوذ بالله من الشيطان الرجيم) ketika merasakan
ada gangguan konsentrasi dalam sholat. Konon ketika seorang hamba hendak
melaksanakan sholat, syetan menurunkan pasukannya yang disebut Khanzab untuk
mengganggu orang sholat. Abi 'Ash r.a. berkata kepada Rasulullah, Wahai
Rasulullah syetan telah mengganggu sholatnya dan membolak balikkan bacaannya,
Rasulullah bersabda: Itu syetan bernama Khanzab kalau kamu merasakannya maka
bacalah ta'wudz lalu tiuplah ke kiri tiga kali". Iapun melakukannya dan
syetan tidak lagi mengganggunya. (Muslim). Rasulullah juga mengingatkan:
Kalau kalian sholat maka datanglah syetan mengganggu kalian, sehingga kalian
lupa hitungan rakaatnya. Kalau kalian merasakannya maka sujudlah dua kali
ketika ia duduk (Bukhari). Rasulullah juga mengingatkan bahwa Syetan datang
kepada kalian ketika sholat lalu membuka tempat duduk kalian, lalu ia
merekayasa agar dia ragu apa kentut apa tidak, kalau kalian merasakan
itu janganlah membatalkan sholat hingga dengar suara atau mencium bau
(Thabrani: sahih). Bahkan konon syetan juga menganggu orang yang sholat
dengan isu-isu kebaikan seperti masalah dakwah, masalah sunnah, masalah
keilmuan dan politik agar sholatnya tidak lagi terfokus.
3. Bacalah cerita orang solih terdahulu bagaimana
mereka berkhusyu' dalam sholatnya. Ali r.a. ketika hendak sholat maka mukanya
berubah, lalu ia ditanyai tentang itu, beliau menjawab: datang waktu ketika
amanah ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka menolak
tapi aku kini membawanya. Konon mereka ketita sholat memerah wajahnya karena
takut akan menghadap Allah. Salah seorang sahabat diceritakan terkena panah
saat berperang, lalu ia minta agar dicabut saat ia sholat karena saat itu ia
lupa semuanya dan hanya ingat Allah.
4. Berdoa dalam sholat, khususnya saat sujud.
Rasulullah s.a.w. bersabda:"Kondisi paling antara hamba dan Tuhannya
adalah saat sujud, maka perbanyaklah doa" (Muslim).
5. Dzikir setelah sholat. Setelah melaksanakan
sholatnya hendaknya seorang hamba melakukan dzikir selesai sholat untuk
memperkuat dan menyempurnakan sholatnya. Tentu saja tidak hanya dzikir dalam
lisan tapi juga diresapi makna dan kandungannya.
Adapun perkara-perkara yang mengganggu kekhusyu'an
adalah sbb:
1.
Membersihkan tempat sholat dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi seperti
gambar-gambar dan ornamen yang menarik perhatian orang sholat. Aisyah r.a.
pernah mempunyai kelambu di rumahnya berwarna-warni, lalu Rasulullah
memintanya agar menyingkirkan itu karena itu mengganggu sholat beliau.
(Bukhari). Maka hendaknya melakukan sholat di tempat yang jauh dari
kebisingan dan banyak orang lalu lalang, tempat orang ngobrol, apalagi tempat
hiburan dan bersenang-senang karena itu akan mengganggu kekhusyu'an sholat.
Begitu juga agar lokasi sholat tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
Rasulullah s.a.w. memerintahkan agar para sahabat melakukan sholat dhuhur
saat cuaca agak dingin.
2. Memakai
pakaian yang polos dan tidak banyak warna. Karena itu akan menarik pandangan
mushalli dan mengganggu konsentrasinya dalam sholat. Rasulullah pernah sholat
dan terganggu dengan kelambu Aisyah yang berwarna-warni lalu beliau meminta
untuk menyingkirkannya. (Bukhari dll.).
3. Hindari
solat di waktu makan. Rasulullah s.a.w. bersabda"Tidak baik sholat di
hadapan makanan" (Muslim). Riwayat lain mengatakan "Ketika maka
malam sudah siap dan datang waktu sholat, maka dahulukan makan malam"
(Bukhari).
4. Hindari
menanah buang air besar, kecil dan angin. Rasulullah s.a.w. melarang sholat
sambil menahan kencing (Ibnu Majah:sahih). Riwayat lain mengatakan bahwa
Rasululllah s.a.w. bersabda kalau kalian akan sholat dan ingin ke wc maka
pergilah ke wc dulu (Abu Dawud:sahih).
5. Hindari
sholat dalam keadaan ngantuk berat. Rasulullah s.a.w. bersabda "Kalau
kalian sholat dan ngantuk maka tidurlah hingga ia mengerti apa yang
dikatakan" (Bukhari). Riwayat lain dengan tambahan: ditakutkan ketika
kalian ngantuk dan melakukan sholat maka ia tidak sadar maunya meminta
ampunan Allah tapi malah mengumpat dirinya. (Bukhari)
6. Hindari
sholat di tempat yang kurang rata atau kuarng bersih karena itu akan
menganggu konsentrasi saat sujud. Rasulullah s.a.w. bersabda "Janganlah
kau membersihkan tempat sujudmu (dari kerikil) saat sholat, kalau terpaksa
melakukannya maka itu cukup sekali (Abu Dawud:sahih).
7. Jangan
membaca terlalu keras sehingga mengganggu orang sholat di samping kita.
Rasulullah s.a.w. bersabda "Ingatlah bahwa kalian semua menghadap Allah,
janganlah saling mengganggu, jangan membaca lebih keras dari saudaranya dalam
sholat" (Abu Dawud: sahih).
8. Jangan
tengak-tengok saat sholat. Rasulullah s.a.w. mengingatkan bahwa tengak-tengok
dalam sholat adalah gangguan syetan. (Bukhari). Dalam hadist lain dikatakan
"Allah senantiasa melihat hambanya saat sholat selama ia tidak menengok,
kalau menengok maka Allah meninggalkannya" (Abu Dawud: sahih).
9.
Jangan melihat ke arah atas. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda "Ada
orang-orang sholat sambil menghadap ke atas, mudah-mudahan matanya tidak
kembali" (Ahmad:sahih).
10. menahan
mulut ketika ingin menguap. Sabda Rasulullah s.a.w. Ketika kalian menguap
saat sholat, maka tahanlah sekuatnya karena syetan akan masuk ke mulut
kalian" (Muslim).
11. Jangan
sholat seperti kebiasaan binatang. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w.
melarang sholat seperti patukan gagak, duduknya harimau dan menjalankan
ibadah di tempat yang satu seperti onta (Ahmad: sahih).
Akhirnya, khusyu' ini berat tapi dapat
kita jalankan melalui latihan dan membiasakan diri. Salah satu upaya agar
kita dapat melakukan khusyu' dengan mudah adalah dengan memperbanyak doa
اللَّهُمَّ طَهِّرْنِي بِالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَالْمَاءِ الْبَارِدِ ،
اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ الْخَطَايَا كَمَا طَهَّرْتَ الثَّوْبَ
الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ ، وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ ذُنُوبِي كَمَا
بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ
مِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ ،
وَنَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ ، وَدُعَاءٍ لاَ يُسْمَعُ ، وَعِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ ،
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ هُؤُلاَءِ الأَرْبَعِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ عِيشَةً نَقِيَّةً وَمَيْتَةً سَوِيَّةً وَمَرَدًّا غَيْرَ مُخْزٍى.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Disusun Muhammad Niam
Dari berbagai sumber
|
0 komentar :
Posting Komentar